Nama :
Daksina Syalsa Pertiwi
NPM :
11213979
Kelas :
1EA29
Tugas IBD (Ilmu
Budaya Dasar)
Nilai-Nilai Didalam Prosa Fiksi
Yang dimaksud dengan nilai di sini adalah persepsi
dan pengertian yang diperoleh pembaca lewat sastra (prosa fiksi). Hendaknya
disadari bahwa tidak semua pembaca dapat mem-peroleh persepsi dan pengertian
tersebut. Ini hanya dapat diperoleh pembaca, apabila sastra menyentuh
diririya. Nilai tersebut tidak akan diperoleh secara otomatis dari membaca.
Dan hanya pembaca yang berhasil mendapat pengalaman sastra saja yang dapat
merebut nilai-nilai dalam sastra.
v Prosa Fiksi
Memberikan Kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah
pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana jika mengalaminya sendiri peristiwa
atau keja-dian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imaginasinya untuk
mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya, atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh
yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya
untuk mencapai suatu sukses. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa
tempat atau tokoh dalam fiksi itu mirip dengan manusia manusia atau
tempat-tempat dalam kehidupan sehari-hari. Kecuali kenikmatan literer,
fiksi juga memberikan kesenangan yang berupa stimulasi intelektual. Ini datang
dari adanya ide-ide, wawasan-wawasan, atau pemikiran-pemikitan yang baru, yang
aneh, yang luar biasa, bahkan juga yang mungkin sangat membahayakan jika
diungkap-kan bukan lewat sastra.
v Prosa Fiksi
Memberikan Informasi.
Fiksi memberikan sejenis
informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Jika kita memerlukan suatu
fakta, maka kita dapat membuka buku. Tetapi jika kita menginginkan wawasan yang
berbeda dari apa yang ada di dalam fakta, maka kita harus memilih sastra. Dari
sastra mungkin kita akan mendapatkan nilai-nilai dari sesuatu yang mungkin di
luar perhatian kita. Dari novel sering kita dapat belajar sesuatu yang lebih
daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini,
kehidup-an masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang, atau kehidupan
yang sama sekali asing. (Kita ingat misalnya Robinson Crusoe (Defoe) atau Perjalanan
ke Akhirat (Djamil Suherman). Fiksi juga memberikan ide atau wawasan yang
lebih dalam daripada sekedar fakta yang hanya bersifat meng-gambarkan. Dari
fiksi dapat dipahami tentang kelemahan, ketakutan, keterasingan, atau hakekat
manusia lebih daripada apa yang disajikan oleh buku-buku psikologi, sosiologi,
atau anthropologi. Fiksi bersifat mendramatisasikan, bukan hanya sekedar
menerangkan seperti misalnya buku teks psikologi. Mendramatisasikan, berarti
mengubah prinsip-prinsip abstrak menjadi suatu kehidupan atau lakuan/tindakan
(action). Kita jadi ingat misalnya pada Ziarah (Iwan Simatupang) yang merupakan
dramatisasi atau fisikalisasi dari ide keterasingan kehidupan manusia,
sebagaimana diperankan oleh profesor filsafat itu.
v Prosa Fiksi
Memberikan Warisan Kultural
Pelajaran sejarah dapat memberikan sebagian warisan kultural kepada
mahasiswa; demikian pula dengan pelajaran matematika, seni, dan musik. Para
mahasiswa yang mempelajari bahasa dan sastra akan memperoleh kontak dengan :
impian-impian, harapan-harapan, dan aspirasi-aspirasi, sebagai akar-akar dari
kebudayaan. Prosa fiksi dapat menstimulai imaginasi, dan merupakan sarana bagi
pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
Novel-novel yang terkenal seperti : Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar
Terkembang mengungkapkan impi-an-impian, harapan-harapan, aspirasi-aspirasi
dari generasi yang terdahulu yang seharusnya dihayati oleh generasi kini. Bagi
bangsa Indonesia novel-novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi seperti
Jalan Tak Ada Ujung, Perburuhan, jelas merupakan buku novel yang berarti,
sementara kita menyadari bahwa revolusi itu sendiri adalah suatu tindakan heroisme
yang mengagumkan dan memberikan kebanggaan.
v Prosa Fiksi
Memberikan Keseimbangan Wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalamannya dengan banyak individu.
Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesem-patan untuk memilih respon-respon
emosional atau rang-kaian aksi (action) yang mungkin sangat berbeda daripa-da
apa yang disajikan oleh kehidupan sendiri. Rangkaian aksi itu sendiri mungkin
tidak pernah ada dan tidak pernah terjadi di dalam kehidupan faktual. Adanya
semacam kaidah kemungkinan yang tidak mungkin dalam fiksi inilah yang
memungkinkan pembaca untuk dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan
wawasannya tentang tokoh, hidup, dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh
pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama
dalam menghadapi kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat
berlainan dari pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status sosial
tinggi, tetapi ternyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun dengan
alasan-alasan psikologis, seperti dikisahkan novel Belenggu, adalah contoh dari
“the probable impossibility.” Tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas
per-spektifnya tentang kehidupan manusia. Kesanggupan sastra (fiksi) untuk
menembus pikiran dan emosi seperti itu dapat memberikan impaknya yang luar
biasa. Beberapa novel kadang-kadang menyajikan suatu wawasan atau pemikiran
yang subtil, bahkan sampai kepada yang “gila” (Ingat beberapa novelet Putu
Wijaya).
Cerpen “Manusia dan Harapan”
Semua manusia yang hidup pasti punya banyak harapan, harapan
yang ingin dicapai apapun itu bentuknya mereka berusaha menggapai harapan
tersebut. Dan mereka yang gagal dengan harapan tersebut jangan patah semangat
perjuangkan terus karena harapan hanya bisa dibangkitkan dari diri sendiri,
orang lain hanya faktor pendorong saja untuk memperkuat harapan tersebut. Akan
tetapi harapan itu sendiri ada yang langsung dikabulkan ada juga dikabulkan
secara bertahap. Kita sebagai manusia meminta harapan kepada Yang Maha Kuasa
yaitu Allah. Tanpa usaha dan berdoa apa yang kita harapkan tidak ada artinya.
Dengan adanya kodrat ini manusia mempunyai harapan dan dorongan kebutuhan
hidup.
Contohnya : Orang yang jatuh cinta pun punya banyak harapan
untuk orang yang disayangi dan dicintainya untuk bisa memiliki seutuhnya. Hanya
cinta yang bisa mengharapkan sesuatu yang datangnya dari hati orang
masing-masing. Butuh banyak usaha dan pengorbanan untuk harapan itu bisa
menjadi kenyataan. Setiap manusia pasti memiliki harapan yang positif bagi dirinya
sendiri. Contoh lainnya aku yang sekarang diposisi yang bimbang dan ragu untuk
memutuskan pilihan diantara mereka, aku takut pilihan yang telah ku pilih
salah, entah sampai kapan aku seperti ini yang menggantungkan harapan orang
itu. Orang itu sangat berharap kepadaku. Tapi untukku butuh waktu yang lama
untuk mengambil keputusan yang tepat. Dari awal aku bilang ke mereka bahwa aku
tidak ingin berpacaran dahulu sebelum hati aku benar-benar yakin akan keputusan
hatiku. Semoga dengan caraku yang seperti ini tidak ada yang tersakiti.
Aku menyayanginya bukan berarti aku ingin menjalani hubungan
yang serius, melainkan aku masih dalam tahap pemilihan. Aku ingin serius tapi
hati aku masih menolak belum bisa membuka hati untuk mereka. Tetapi mereka masih
terus memperjuangkan cintanya untuk aku, aku sangat menghargai usaha dan
perjuangan mereka aku hanya bisa menghargai usaha mereka saja. Jadi, aku
sekarang hanya bisa menjalankan hubungan pertemanan dekat dengan mereka. Memang
benar manusia itu penuh dengan harapan. Hanya manusia yang bisa merasakan harapan.
Aku tidak ingin mengulang kesalahanku cepat untuk mengambil keputusan jika ada oranglain
yang dekat dengan aku, karena sama saja aku menyakiti dan mempermainkan hati mereka
karena keputusan yang cepat aku ambil. Mungkin dengan proses pembelajaran aku yang
seperti ini aku lebih matang berpikir kembali agar aku tidak mengulangi kesalahan
yang sama. Dan apalagi jika harapan itu untuk orang yang dikasihinya maka harapan
itu sangat besar untuk terus dibuktikan dan diperjuangkan kepada orang yang memang
pantas untuk menerimanya.