Nama : Daksina Syalsa Pertiwi
NPM : 11213979
Kelas : 3EA31
Bahasa
Indonesia 2 #Softskill
PENALARAN ILMIAH
1.
Pengertian
Penalaran
Penalaran adalah proses berpikir
yang bertolak dari pengamatan indera(pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam
menalar yaitu deduktif dan induktif.
a.
Penalaran
Deduktif
Penalaran
deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau
sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum.
Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara
deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus
atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut
dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh
: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti
sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media
hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan
penanda status social.
· Macam-macam Penalaran Deduktif
1.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
2.
Entimen
Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme
premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
b.
Penalaran
Induktif
Paragraf
Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan
permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh
fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf
Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut
yakni paragraf generalisasi,
paragraf analogi,
paragraf sebab akibat bisa
juga akibat sebab. Contoh paragraf Induktif: Pada saat ini remaja lebih menukai
tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle,salsa (dan Kripton), modern dance dan
lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock,
blues, jazz, maupun reff tarian dankesenian tradisional
mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya
luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan
budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
· Macam-macam Penalaran Induktif
1.
Generalisasi
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain. Contoh generalisasi: Jika ada udara, manusia akan
hidup.Jika ada udara, hewan akan hidup.Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Jika
ada udara mahkluk hidup akan hidup.
·
Macam-macam generalisasi :
a. Generalisasi
sempurna
Generalisasi dimana seluruh fenomena
yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan
kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum
diselidiki.
b. Generalisasi
tidak sempurna
Generalisasi berdasarkan sebagian
fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang
belum diselidiki.
PROPOSISI
1.
Pengertian
Proposisi dan Jenis Proposisi
Proposisi adalah satu tutur atau pernyataan yang melukiskan
beberapa keadaan yang belum tentu benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat
berita. Proposisi adalah istilah yang dipergunakan dalam
analisis logika. Keadaan dan peristiwa-peristiwa itu pada umumnya melibatkan
pribadi atau orang yang dirujuk oleh ujaran dalam kalimat. Kebenaran sebuah
proposisi berkorespondensi dengan fakta. Sebuah
proposisi yang salah tidak berkorespondensi dengan fakta. Proposisi terdiri atas empat unsur, dua di
antaranya merupakan materi pokok proposisi, sedangkan dua yang lain sebagai hal
yang menyertainya. Empat unsur yang dimaksudkan adalah term sebagai subjek,
term sebagai predikat, kopula, dan kuantor.
a. Bentuk
umum dan proposisi :
Kuantor + Subjek + Kopula +
Predikat
b.
4
Jenis-jenis proposisi :
1.
Proposisi
Universal Afirmatif
Proposisi universal afirmatif adalah pernyataan bersifat
umum yang membenarkan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan “semua
S adalah P”.
2.
Proposisi
Universal Negatif
Proposisi universal negatif adalah pernyataan yang bersifat
umum yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat. Dirumuskan “semua
S bukan P”.
3.
Proposisi
Partikular Afirmatif
Proposisi partikular afirmatif adalah pernyataan bersifat
khusus yang membenarkan adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan “sebagian
S adalah P”.
4.
Proposisi
Partikular Negatif
Proposisi partikular negatif adalah pernyataan bersifat
khusus yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan“sebagian
S bukan P”.
INFERENSI
DAN IMPLIKASI
1.
Definisi
Inferensi
Inferensi adalah tindakan atau proses yang berasal
kesimpulan logis dari premis-premis yang diketahui atau dianggap benar.
Kesimpulan yang ditarik juga disebut sebagai idiomatik. Hukum valid inference
dipelajari dalam bidang logika.
Inferensi manusia (yaitu bagaimana manusia menarik
kesimpulan) secara tradisional dipelajari dalam bidang psikologi kognitif ;
kecerdasan buatan para peneliti mengembangkan sistem inferensi otomatis untuk
meniru inferensi manusia. inferensi statistik memungkinkan untuk kesimpulan
dari data kuantitatif.
Proses di mana kesimpulan disimpulkan dari pengamatan
beberapa disebut penalaran induktif. Kesimpulannya mungkin benar atau salah,
atau benar dalam tingkat tertentu akurasi, atau yang benar dalam situasi
tertentu. Kesimpulan disimpulkan dari pengamatan beberapa dapat diuji oleh
pengamatan tambahan. Definisi ini diperdebatkan (karena kurangnya kejelasan
Ref:. Oxford kamus bahasa Inggris: “induksi … 3 Logika kesimpulan dari suatu
hukum umum dari contoh-contoh tertentu..”) Definisi yang diberikan sehingga
hanya berlaku ketika “kesimpulan” adalah umum.
1.
Sebuah
kesimpulan yang dicapai pada dasar bukti dan penalaran.
2. Proses mencapai kesimpulan seperti:
“ketertiban, kesehatan, dan dengan kebersihan inferensi”.
Contoh inferensi :
Inkoherensi: tidak ada definisi inferensi deduktif telah
ditawarkan. definisi yang ditawarkan adalah untuk inferensi INDUKTIF. Filsuf
Yunani didefinisikan sejumlah silogisme , bagian tiga kesimpulan yang benar,
yang dapat digunakan sebagai blok bangunan untuk penalaran yang lebih kompleks.
Kita mulai dengan yang paling terkenal dari mereka semua :
ü Semua manusia fana
ü Socrates adalah seorang pria
Oleh karena itu, Sokrates adalah
fana. Pembaca dapat memeriksa bahwa tempat dan kesimpulan yang benar, tetapi
Logika berkaitan dengan inferensi: apakah kebenaran kesimpulan mengikuti dari
yang tempat?
Validitas kesimpulan tergantung pada
bentuk kesimpulan. Artinya, kata “berlaku” tidak mengacu pada kebenaran atau
kesimpulan tempat, melainkan dengan bentuk kesimpulan. Inferensi dapat berlaku
bahkan jika bagian yang palsu, dan dapat tidak valid bahkan jika bagian-bagian
yang benar. Tapi bentuk yang valid dengan premis-premis yang benar akan selalu
memiliki kesimpulan yang benar. Sebagai contoh, perhatikan bentuk berikut
symbological trek:
ü Semua apel biru.
ü Pisang adalah apel.
Oleh
karena itu, pisang berwarna biru.
IMPLIKASI
1.
Definisi
Implikasi
Pada dasarnya implikasi bisa kita definisikan sebagai akibat
langsung atau konsekuensi atas temuan hasil suatu penelitian. Akan tetapi
secara bahasa memiliki arti sesuatu yang telah tersimpul di dalamnya. Di dalam
konteks penelitian sendiri, implikasi bisa di lihat. Apabila dalam sebuah
penelitian kita mempunyai kesimpulan misalnya "A", "Manusia itu
bernafas". Maka "Manusia itu bernafas" yang kita sebut dengan
implikasi penelitian. Untuk contohnya, dalam hasil penelitian kita menemukan
bahwa siswa yang di ajar dengan metode "A" lebih kreatif serta
memiliki skill yang lebih baik.
Dengan demikian dengan menggunakan metode belajar
"A" kita bisa mengharapkan siswa menjadi lebih kreatif dan juga
memiliki skill yang baik. Setelah itu perlu juga untuk dihubungkan dengan
konteks penelitian yang telah kita bangun. Contohnya, sampelnya kelas berapa?
seperti apa karakteristik sekolah? ada berapa sampel? dan lain-lainnya. Nah,
memang sudah seharusnya implikasi penelitian di lakukan secara spesifik
layaknya karakteristik di atas.
WUJUD EVIDENSI
1.
Pengertian
Wujud Evidensi
Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan
fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga
disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk
ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Kita
mungkin mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau
perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti
ada 301.614 ikan di bengawan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita
tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan
mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian. Tentu
saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu
saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur
atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit
bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai
untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam
persetujuan terhadap pernyataan tersebut. Sebaliknya, kalau seorang mengatakan
mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga jendela di dalam ruang
ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini
evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan. Dalam wujud
yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud
dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu
sumber tertentu.
CARA MENGUJI DATA
1.
Cara
Menguji Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus
merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara
tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai
evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian
tersebut.
1.
Observasi
2.
Kesaksian
3.
Autoritas
2.
Cara
Menguji Fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita
peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut
baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa
semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus
mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan
sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1.
Konsistensi
2.
Koherensi
CARA MENILAI AUTORITAS
1.
Cara
Menilai Autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua
desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan
pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh
didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1.
Tidak
mengandung prasangka
2.
Pengalaman
dan pendidikan autoritas
3.
Kemashuran
dan prestise
4.
Koherensi
dengan kemajuan
Referensi :
http://meginugrahawa.blogspot.co.id/2014/10/definisi-penalaran-proporsisi-inferensi.html
http://www.pengertianahli.com/2014/12/pengertian-proposisi-dan-jenis-proposisi.htmlhttps://rismarhaesa15.wordpress.com/2015/03/28/pengertian-penalaran-deduktif-dan-induktif-beserta-contoh-dan-ciri-cirinya/