NAMA :
DAKSINA SYALSA PERTIWI
NPM :
11213979
KELAS :
3EA31
BAHASA INDONESIA 2 #SOFTSKILL
KARANGAN ILMIAH DAN NON ILMIAH
1.
PENGERTIAN
KARANGAN
Karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf, masing-masing dari paragraf tersebut berisi pikiran
utama dan diikuti oleh pikiran-pikiran
penjelas. Sebuah paragraf belum tentu dapat
berwujud keseluruhan karangan. Namun, sebuah
paragraf sudah bisa memberikan suatu
informasi kepada pembaca karena ada kalanya
suatu karangan hanya berisi satu paragraf saja
sehingga dalam karangan tersebut hanya berisi satu pikiran pokok. Baiklah
mari kita bahas lebih jauh apa yang dimaksud dengan pengertian karangan.
Pengertian
Karangan Menurut Ahli. Pada umumnya, karangan dipandang sebagai
suatu perbuatan atau kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca
berdasarkan teks yang telah dihasilkan (Ahmadi, 1988: 20). Begitu juga istilah
karangan (komposisi) yang dikemukakan Ahmadi (1990: 1) bahwa karangan diartikan
sebagai rangkaian kata-kata atau kalimat. Selain itu, karangan menurut Gie
(1995: 17) memiliki pengertian karangan adalah hasil perwujudan gagasan
seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
1.
Sirait, dkk (1985: 1) memberi batasan pengertian karangan adalah setiap tulisan
yang diorganisasikan yang mengandung isi dan ditulis untuk suatu tujuan
tertentu biasanya berupa tugas di kelas.
2.
Widyamartaya (1990) mengatakan bahwa
mengarang dapat dipahami sebagai keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.
3.
Karangan merupakan suatu proses menyusun,
mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif
dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem
tanda konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari paragraf-paragraf
yang mencerminkan kesatuan makna yang utuh.
4.
Menurut Keraf (1994: 2) pengertian karangan
adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata demi kata sehingga menjadi
sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan
dipahami.
2.
MACAM-MACAM
KARANGAN
Berikut ini ialah macam-macam karangan menurut tujuannya,
dan beserta pengertiannya:
1.
NARASI
Adalah karangan yang berisi tentang rangkaian peristiwa
yang susul-menyusul sehingga membentuk alur cerita.
2.
DESKRIPSI
Adalah karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal
atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau mendengarkan hal
tersebut.
3.
EKSPOSISI
Adalah karangan yang berisi uraian atau penjelasan
tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan.
4.
ARGUMENTASI
Adalah karangan yang bertujuan membuktikan kebenaran
suatu pendapat atau kesimpulan dengan data/fakta/konsep sebagai
dasar/alasan/bukti.
5.
PERSUASI
Adalah karangan yang bertujuan mempengaruhi emosi pembaca
untuk berbuat sesuatu sesuai keinginan penulis, atau karangan yang bersifat
ajakan.
3.
SIFAT
KARANGAN
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah
merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut,
hal yang sangat penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun
nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki
perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati
dari beberapa aspek.
1.
Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil
penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara
fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau observasi.
2.
Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam
pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan
langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian
masalah dan penentuan strategi.
3.
Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa
ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan
karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa
dalam melakukan pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang
telah disebutkan di atas, terdapat juga karangan yang berbentuk
semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara
karangan semiilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193)
menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah,
ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi
karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di
bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis
tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih
mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus.
Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati
kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis,
sedangkan karangan semiilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi
bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu
terdapat pada karangan semiilmiah.
Berdasarkan
karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah disebutkan
di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan, makalah, skripsi,
tesis, disertasi; yang tergolong karangan semiilmiah antara lain artikel,
feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah adalah
anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan naskah
drama.
Karya
nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak
didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan
umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya
nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis.
Karya
nonilmiah bersifat, antara lain :
1.
Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak
sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2.
Persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan
untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative.
3.
Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif
dan subjektif, dan Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
4.
BENTUK
KARANGAN
1.
NARASI
Karangan
atau cerita yang menyajikan rangkaian peristiwa secara berurutan. Peristiwa
boleh benar-benar terjadi, tetapi boleh juga hanya imajinasi / fiksi.
2.
DESKRIPSI
Karangan
yang melukiskan suatu tempat, situasi, orang, atau barang / benda sehingga
pembaca dapat merasakan arti atau maksud dari karangan atau tulisan tersebut.
3.
EKSPOSISI
Karangan
yang berusaha menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan
pembacanya dengan disertai contoh, gambar, grafik, ilustrasi, dll. Umumnya
berbentuk prosa. Langkah-langkahnya adalah:
a.
Menentukan tema,
b.
Menentukan tujuannya,
c.
Memilih materi,
d.
Memilah materi yang ingin diambil,
e.
Membuat kerangka karangan, dan
f.
Mengembangkan kerangka karangan.
4.
ARGUMENTASI
Karangan yang berusaha memberikan alasan dengan bukti yang kuat.
Argumentasi ada yang panjang, yang pendek, bahkan dapat terdiri atas beberapa
kalimat atau hanya satu kalimat saja.
5.
PERSUASI
Karangan yang berisi ajakan
kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti meyakinkan
sehingga pembaca membenarkan dan bersedia melaksanakan ajakan tersebut. Pada
umumnya karangan ini bebentuk prosa.
5.
CIRI-CIRI
KARANGAN ILMIAH
a.
Menyajikan fakta obyektif secara sistematis.
b.
Pernyataannya cermat, tepat, tulus, dan benar
serta tidak memuat terkaan.
c.
Penulisnya tidak mengejar keuntungan pribadi.
d.
Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis,
konseptual, dan prosedural.
e.
Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa
dukungan fakta.
f.
Tidak emotif menonjolkan perasaan.
g.
Tidak bersifat argumentatif, tetapi
kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta.
Menurut Haryanto, ciri-ciri
karangan ilmiah dapat disimpulkan bahwa penyajiannya berdasarkan fakta,
sistematis, tepat, tidak mengejar keuntungan pribadi.
6.
CIRI-CIRI
KARANGAN NON ILMIAH
a.
Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b.
Fakta yang disimpulkan subyektif,
c.
Gaya bahasa konotatif dan populer,
d.
Tidak memuat hipotesis,
e.
Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f.
Bersifat imajinatif,
g.
Situasi didramatisir,
h.
Bersifat persuasif.
i.
Tanpa dukungan bukti
7.
CIRI-CIRI
KARANGAN ILMIAH POPULER
Karya ilmiah (Dalman, 2012:113-114) memiliki ciri-ciri
yang dapat dikaji minimal dari empat aspek, yaitu :
1.
Struktur
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya
terdiri dari bagian awal, bagian inti dan bagian penutup. Bagian awal merupakan
pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang
ingin disampaikan.
2.
Komponen dan substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,
namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan
daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya
abstrak.
3.
Sikap penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan kata atau gaya bahasa impersonal .
4.
Penggunaan bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang
efektif dengan struktur yang baku.
Referensi :