Nama : Daksina Syalsa Pertiwi
NPM : 11213979
Kelas : 3EA31
Softskill
(Proses Pengambilan Keputusan dalam Pembelian)
Proses Pengambilan Keputusan dalam Pembelian
Proses Pengambilan Keputusan Membeli
Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi
untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan yang
digunakan akan menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan ke putusan sendiri
merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian,
pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995).
Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang
meliputi pengertian proses pengambilan keputusan membeli, tahap-tahap dalam
proses pengambilan keputusan membeli, tingkatan dalam proses pengambilan
keputusan membeli serta faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan membeli.
Pengertian proses pengambilan
keputusan membeli Engel (1995) mengatakan bahwa proses pengambilan keputusan
membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan. Pengambilan keputusan membeli merupakan keputusan konsumen tentang
apa yang hendak dibeli, berapa banyak yang akan dibeli, di mana akan dilakukan,
kapan akan dilakukan dan bagaimana pembelian akan dilakukan (Loudon &
Bitta, 1993).
Berkowitz (2002) juga mengemukakan
bahwa proses keputusan pembelian merupakan tahap-tahap yang dilalui pembeli
dalam menentukan pilihan tentang produk dan jasa yang hendak dibeli. Ahli lain
menyatakan bahwa pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian
yang mengkombinasikan.
pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Setiadi,
2003).
Sementara Schiffman-Kanuk (2007)
mengatakan bahwa keputusan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau
lebih, dengan kata lain ketersediaan pilihan yang lebih dari satu merupakan
suatu keharusan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian diatas, maka
proses pengambilan keputusan membeli yang dipakai dalam penelitian ini merujuk
pada teori yang dikemukakan oleh Engel (1995) yakni proses pengambilan
keputusan membeli mengacu pada tindakan konsisten dan bijaksana yang dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan. Selanjutnya akan dibahas mengenai tahapan-tahapan
dalam membeli.
Menurut Engel et al. (1994:31-32)
dan Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu:
1.
Pengenalan
kebutuhan
2.
Pencarian
informasi
3.
Evaluasi
alternatif
4.
Keputusan
pembelian
5.
Perilaku
pasca pembelian.
·
Pengenalan
Kebutuhan
Proses pembelian oleh konsumen
diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut
dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal,
terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang (seperti lapar dan haus) telah
mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Sedangkan
rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena seseorang menonton iklan
atau melihat produk baru milik tetangganya.
·
Pencarian
Informasi
Setelah konsumen yang terangsang
kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Orang lebih peka terhadap informasi produk. Selanjutnya, orang mulai
aktif mencari informasi: bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari
tahu atau membuka-buka internet untuk membandingkan spesifisikasi dan harga
barang.
·
Evaluasi
Alternatif
Evaluasi umunya mencerminkan
keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan
(belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran
sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan
pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap.
Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan
yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada sesorang
pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler dan Keller, 2007).
·
Keputusan
Pembelian
Dalam suatu kasus pembelian,
konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah,
waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya ketika membeli kendaraan
atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan
konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang
konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran.
·
Perilaku
Pasca pembelian
Setelah pembelian dilakukan,
konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal
ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas
tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan tentang merek
lain.
A.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PEMECAHAN MASALAH
Konsumen menggunakan pemecahan
masalah yang terbatas ketika mereka melakukan sedikit usaha untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Hal ini sering dilakukan oleh konsumen ketika membeli suatu
produk yang telah mereka gunakan sebelumnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
jangkauan pemecahan masalah :
1.
Alternatif-alternatif
dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah,alternatif
pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah
transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama).
2.
Tersedia
waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.
Terdapat
tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai pembelian.
B.
PEMBELIAN
Menurut (Engel,2000) pada tahap
pembelian, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau
pengganti yang dapat diterima bila perlu.
Evaluasi yang telah dilakukan membawa konsumen
untuk melakukan pembelian. Jika ia mengalami
kegagalan untuk melakukan pembelian produk/ jasa
yang diinginkannya (alternatif yang dipilih), konsumen
melakukan pembelian ke alternatif lain atau alternatif pengganti yang masih
dapat diterima.
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
Nilai pembelian konsumen memiliki dua katagori, yaitu :
1.
Produk
maupun merek, dikenal sebagai
pembelian yang terencana sepenuhnya, dimana
pembelian yang terjadi merupakan hasil keterlibatan
yang tinggi dan pemecah masalah yang diperluas.
2.
Kelas
poduk, dapat dipandang sebagai pembelian yang terencana, jika pilihan merek
dibuat ditempat pembelian.
Menurut (Kotler,2002)
ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
maksud pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah pendirian orang lain. Sejauh
mana pendirian orang lain mempengaruhi alternatif yang disukai seseorang.
Faktor yang kedua situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan
mengubah niat pembelian.
C.
DIAGNOSA
PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman akan perilaku konsumen
dapat diaplikasikan dalam beberapa hal,yaitu :
1.
Untuk
merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat
yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli.
2.
Perilaku
konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya
dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat
lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari
raya tersebut.
3.
Pemasaran
sosial, yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen
dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat
dan efektif.
D.
Teori
lain Tentang Pengambilan Keputusan Tingkat Keterlibatan Konsumen
Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran.
Kita dapat mendefinisikan keterlibatan konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan dan pemrosesan aktif yang dilakukan konsumen dalam merespon rangsangan pemasaran.
·
Model
Kemungkinan Elaborasi Richard Petty dan John Cacioppo :
Model yang banyak dipakai mengenai formasi dan perubahan
sikap, menggambarkan bagaimana konsumen membuat penilaian, baik dalam keadaan
keterlibatan rendah, maupun tinggi.
·
Strategi
Pemasaran Keterlibatan Rendah
Banyak produk dibeli dalam kondisi keterlibatan rendah dan
ketiadaan merek yang signifikan.
·
Perilaku
Pembeli Pencari Keragaman
Beberapa situasi pembelian ditentukan karakternya dengan keterlibatan
rendah tetapi perbedaan mereknya signifikan. Di sini konsumen sering melakukan
banyak peralihan merek.
E.
Heuristik
dan Bias Keputusan
· Heuristik Ketersediaan
Konsumen mendasarkan prediksi mereka
berdasarkan kecepatan dan kemudahan dimana satu contoh hasil tertentu muncul
dipikiran mereka.
· Heuristik Representatif
Konsumen mendasarkan prediksi mereka
atas se-representatif atau semirip apa suatu hasil dengan contoh lain.
· Heuristik Penjangkaran atau
Penyesuaian.
Konsumen sampai pada penilaian awal
dan kemudian menyesuaikannya berdasarkan informasi tambahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar